Limbah Organik Dan Anorganik Beserta Contohnya

Limbah Organik Dan Anorganik Beserta Contohnya

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK SEBAGAI TRANSMODE UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MASYARAKAT PANTAI GONDARIA PARIAMAN

Wince Hendri, Rona Taula Sari, Erman Har, Gusmaweti Gusmaweti, Azrita Azrita, Lisa Deswati, Nawir Muhar, Retti Yuselmi, Nuriadilla Nuriadilla, Khoirirafika Khoirirafika

Abstrak: Upaya pelestarian dan pemeliharaan lingkungan agar terbebas dari limbah yaitu dengan cara pengolahan limbah dengan pola 3R. Konsep 3R mendorong masyarakat melakukan penanganan limbah dari sumbernya seperti pemilahan limbah dan pengemasan limbah dengan benar, mendorong penerapan konsep pemanfaatan sampah yang memiliki nilai ekonomi. Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema ”Berkarya Tanpa Batas” merupakan kegiatan pengolahan limbah organik dan limbah anorganik yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas masyarakat dalam penanganan limbah sehingga menambah wawasan masyarakat terhadap limbah yang dibuat dapat dijadikan kerajinan yang mempunyai nilai seni atau trash mode. Produk olahan sampah organik dan anorganik masyarakat terdiri dari tas dan bunga yang terbuat dari plastik. Sementara itu, kulit daun bawang putih diolah menjadi bunga. Pengolahan batok kelapa menjadi celengan, gelas, gantungan kunci, sendok, dan souvenir lainnya.

Abstract: Efforts to preserve and preserve the environment so that it is free from waste is by way of waste treatment with the 3R pattern. The concept of 3R encourages people to handle waste from its source such as waste segregation and packaging of waste properly, encouraging the application of the concept of using waste that has economic value. Community Service with the theme "Working Without Borders" is an organic waste and inorganic waste treatment activity that aims to improve the skills and creativity of the community in handling waste so as to increase people's insight into the waste that can be made into handicrafts that have artistic value or trash mode. The processed organic and inorganic waste products of the community consist of bags and flowers made of plastic. Meanwhile, the skin of garlic leaves is processed into flowers. Processing coconut shells into piggy banks, cups, key chains, spoons, and other souvenirs.

Limbah Organik dan Anorganik, Kreativitas, Transmode.

Adnyawati, N.D.M.S. (2011). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Tentang Hidangan Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 44, Nomor 1-3, April 2011, hlm. 52-59 54

Marliani, N. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai Bentuk Implementasi. Jurnal Formatif 4(2): 124-132, 2014. ISSN: 2088-351X

Marfuatun, (2013). Potensi pemanfaatan sampah organik. pengabdian pada masyarakat. Yogyakarta

Mulyanto. (2007). Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha ilmu

Sutoyo, Bagong. (2013). Fenomena Gerakan Mengolah Sampah. Jakarta: Pusat Komunikasi publik kementrian pekerjaan umum.

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Wahyono, S. (2001). Pengolahan Sampah Organik dan Aspek Sanitasi. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.2 (2): 113-118

JCES (Journal of Character Education Society)Universitas Muhammadiyah Mataram

Contact Admin: Email: [email protected]WhatsApp: +62 852-3764-1341

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JCES (Journal of Character Education Society) already indexed:

Sampah menjadi salah satu isu lingkungan krusial di era modern saat ini. Aktivitas konsumsi yang tinggi oleh masyarakat, tak jarang menjadi penyebab meningkatnya jumlah sampah baik organik maupun anorganik.

Ironisnya, banyak masyarakat belum selektif dalam mengelola sampah. Sehingga hal tersebut berakibat pada pencemaran lingkungan dan berbagai masalah lainnya.

Salah satu hal penting yang kurang disadari oleh masyarakat adalah pemilahan sampah organik dan anorganik. Jenis sampah organik dan anorganik sebenarnya dapat diolah dengan cara yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, berikut adalah informasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik beserta penjelasan dan contohnya.

Karakteristik dari Limbah

Secara umum yang dikatakan limbah harus memiliki karakteristik  ukuran yang mencapai mikro, sifatnya yang dinamis, memiliki penyebaran dengan dampak luas dan berjangka panjang.

Namun ada karakteristik lain dari limbah jika dilihat dari unsur fisik, kimia, dan biologinya.

Untuk unsur fisik dilihat dari bentuknya seperti kepadatan, baunya, suhu, dan warna limbah sendiri.

Sedangkan untuk unsur kimia tentunya dilihat dari berdasarkan kandungan bersifat kimiawi yang ada pada limbah.

Untuk unsur biologi sendiri dinilai dari seberapa besarnya pengaruh limbah pada kualitas air.

Terutama pada kualitas air sebagai air minum dan air bersih.

Dari karakteristik yang ada limbah ini, limbah dipisahkan menjadi beberapa jenis dan beberapa kategori.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis dan kategori limbah.

Kategori Limbah Berdasarkan Berbagai Sisi

Tidak hanya berdasarkan karakteristiknya, limbah juga bisa dibedakan dari jenisnya.

Umumnya ada beberapa kategori pembeda dari limbah.

Pertama dari mana limbah tersebut dihasilkan atau bersumber dan selanjutnya adalah senyawa atau kandungan yang ada pada dalam limbah.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya.

Adanya Limbah Organik dan Anorganik Adalah Penggolongan Limbah Berdasarkan

Limbah bisa diartikan sebagai bahan sisa dari pembuangan yang sudah tidak bisa dipakai atau diolah kembali.

Limbah menjadi hasil sisa produksi baik dari alam maupun aktivitas manusia di Bumi ini.

Jika tidak dikelola dengan baik, limbah menimbulkan resiko akan mencemari manusia dan mempengaruhi kehidupan manusia secara luas.

Berikut ini adalah karakteristik limbah secara keseluruhan.

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Setelah mengetahui pengertian tentang sampah organik dan anorganik, berikut adalah perbedaan dari sampah organik dan anogranik:

Demikian informasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik beserta penjelasan dan contohnya. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis oleh Naufal Adam peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom

Kita pasti sering mendengar mengenai jenis-jenis limbah yang paling umum ditemukan adalah jenis limbah organik dan anorganik. Namun tidak semua orang mengetahui apa perbedaan antara kedua jenis limbah tersebut. Sekaligus adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan apa. Sebelum membahas kedua jenis limbah ini lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui mengenai pengertian limbah itu sendiri.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

B3 adalah singkatan dari Bahan Berbahaya dan Beracun dan memang seperti namanya.

Limbah jenis ini bisa sangat berbahaya. Baik bagi lingkungan, kesehatan makhluk hidup, sampai keberlangsungan lingkungan.

Limbah B3 biasanya memiliki kandungan zat kimia yang tinggi yang bersifat merusak.

Karena sifat-sifat berbahaya inilah dalam pengelolaannya limbah B3 memerlukan pengelolaan dan penangan yang khusus.

Beberapa limbah B3 bahkan memiliki sifat mudah meledak, korosif atau dapat merusak besi, kausatif atau dapat merusak kulit, meracuni tanah dan air, dan berbagai sifat berbahaya lainnya.

Senyawa yang biasanya dikandung oleh limbah B3 biasanya merupakan senyawa logam berat seperti Cr, Cd, Fe, Pb, Al, dan senyawa lainnya.

Ada pula senyawa kimia seperti sianida, fenol, sulfida, dan bahan berbahaya lainnya.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan senyawanya.

Kedua limbah tersebut juga bisa dibedakan melalui karakteristik dan sumbernya.

Di mana limbah organik biasanya dihasilkan oleh kegiatan yang lebih domestik.

Memiliki karakteristik yang mudah terurai karena mengandung kandungan biologis tinggi.

Sedangkan untuk limbah anorganik cenderung dihasilkan oleh kegiatan hasil industri.

Memiliki karakteristik yang tidak bisa bahkan sulit untuk diuraikan.

Namun selalu ada solusi untuk mencegah limbah-limbah ini untuk mencemari lingkungan.

Utamanya adalah dengan sistem pengelolaan limbah yang baik.

Terutama pada industri yang menghasilkan jenis limbah seperti B3.

Harus memiliki protokol pengelolaan limbah yang memadai.

Dengan pengelolaan yang memadai kegiatan produksi dan masyarakat bisa berlangsung tanpa menimbulkan dampak merusak lingkungan

Limbah Organik Dan Anorganik

Kategori Limbah Berdasarkan Komposisi atau Senyawanya

Adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan senyawanya.

Selain organik dan anorganik jika dikelompokkan berdasarkan senyawanya ada juga golongan limbah B3.

Berikut ini adalah ulasan mengenai ketiga jenis limbah tersebut.

Secara sederhana limba organik adalah limbah yang mengandung material yang dapat diuraikan kembali.

Limbah ini mudah membusuk dan dipengaruhi oleh bakteri pengurai biasanya berasal dari alam maupun tumbuh-tumbuhan.

Contoh limbah organik sendiri seperti daun-daun, limbah dari memasak seperti kulit telur, kulit bawang, dan sisa makanan, kotoran hewan.

Sisa makanan dan sisa dari kegiatan organik lainnya.

Limbah Anorganik bisa disebut sebagai kebalikan dari limbah organik.

Jika limbah organik tersusun dari material yang dapat diuraikan.

Maka limbah anorganik disusun dari material yang sulit diuraikan bahkan tidak bisa terurai sama sekali.

Limbah anorganik sulit bahkan tidak bisa dipengaruhi sama sekali oleh bakteri pengurai.

Limbah anorganik inilah yang biasanya menghasilkan dampak buruk pada lingkungan secara luas.

Contoh dari limbah anorganik sendiri adalah limbah pabrik yang mengandung zat kimia tinggi, limbah asap, sisa kain dari industri tekstil, sampah botol plastik yang tidak didaur ulang kembali, kemasan sachet yang dibuang sembarangan.

Sampai sampah industrial yang berbentuk logam dan padatan.

Limbah Berdasarkan Sumbernya

Jika dilihat berdasarkan sumbernya maka ada lima jenis limbah yang utama.

Yaitu limbah domestik, limbah industri, limbah dari pertanian, limbah dari kegiatan wisata, limbah dari dunia medis atau yang disebut juga limbah medis.

Untuk itu berikut ini adalah ulasan dari limbah-limbah tersebut.

Seperti namanya, limbah domestik adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.

Lebih tepatnya adalh limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.

Limbah domestik paling banyak dihasilkan pada kegiatan massal seperti kegiatan jual beli di pasar.

Bisa juga dihasilkan dari kegiatan memasak di dapur atau buang air dan sebagainya.

Seperti namanya pula, limbah industri dihasilkan dari kegiatan industri.

Kegiatan industri ini bisa meliputi bidang yang sangat luas.

Mulai dari limbah makanan yang dihasilkan oleh bisnis restoran, limbah asap yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan bentuk-bentuk limbah yang lain.

Limbah ini merupakan hasil buangan dari proses industri yang berlangsung.

Limbah pertanian adalah limbah yang berasal dari daerah yang aktivitas utamanya adalah pertanian.

Tidak hanya kegiatan pertanian, limbah pertanian juga bisa dihasilkan dari kegiatan perkebunan.

Limbah ini biasanya memiliki jenis limbah organik karena umumnya mudah terurai.

Limbah Pertambangan adalah limbah yang berasal dari daerah yang aktivitas utamanya adalah pertambangan.

Biasanya limbah dari aktivitas tambang ini memiliki senyawa kimia dan karakteristik kimiawi yang tinggi.

Sehingga jika tidak diolah dengan baik beresiko untuk merusak lingkungan sekitar.

Limbah wisata adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan wisata atau mobilitas masyarakat.

Hal ini termasuk limbah asap dari sarana transportasi.

Limbah minyak dari perahu atau kapal yang digunakan dalam pengelolaan wisata bahari dan segala sesuatunya.

Sama seperti limbah pertambangan, biasanya limbah medis memiliki senyawa dan karakteristik kimiawi yang tinggi.

Pada umumnya adalah sisa dari pembuatan obat-obatan atau zat kimia yang digunakan dalam pengobatan.

Tentu saja, limbah ini harus memiliki pengelolaan yang baik.

Diperlukan sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah Medis Seperti Halnya Instalasi Pengolahan limbah rumah sakit maupun untuk yang lebih kecil ipal medis puskesmas

Pengertian Sampah Organik dan Anorganik

Sebelum membahas tentang perbedaan sampah organik dan anorganik, tentunya kita perlu mengetahui tentang pengertian apa itu sampah organik dan apa itu sampah anorganik. Berikut adalah penjelasannya.

Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti hewan, tanaman, dan manusia. Sampah ini mudah terurai secara alami dan dapat diolah menjadi kompos atau pupuk organik lainnya.

Pengelolaan sampah organik yang baik dapat memberikan manfaat seperti mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik, dan menghemat sumber daya alam. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik dapat menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap.

Sampah organik terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

Sampah organik kering, seperti daun kering, ranting pohon, dan tulang belulang, sering dianggap tidak bernilai dan dibuang begitu saja. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, sampah ini bisa diubah menjadi kompos, mulsa, atau bahkan bahan bakar alternatif.

Dibandingkan sampah organik basah yang mudah membusuk, sampah organik kering membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai. Namun, bukan berarti sampah ini tidak bisa dimanfaatkan

Sampah organik basah merupakan jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup dan memiliki kandungan air tinggi. Hal ini menyebabkan sampah ini mudah membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap.

Dibandingkan dengan sampah organik kering, sampah organik basah memiliki tingkat dekomposisi yang lebih cepat karena kandungan airnya yang tinggi.

Meskipun mudah terurai, sampah organik basah dapat menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pembusukan sampah ini menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola sampah organik basah dengan tepat, seperti dengan pengomposan atau pengolahan biogas.

Contoh sampah organik adalah sebagai berikut:

Sampah anorganik, seperti plastik, kaleng, dan styrofoam, merupakan sampah yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk kembali ke alam. Sampah jenis ini berasal dari bahan non hayati, produk sintetik, dan hasil pengolahan bahan tambang.

Jika tidak dikelola dengan baik, sampah anorganik dapat mencemari tanah. Hal ini dikarenakan sampah anorganik sulit terurai dan akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, sehingga merusak lapisan tanah.

Oleh karena itu, pengelolaan sampah anorganik menjadi sangat penting. Sampah anorganik dapat dipilah dan dimanfaatkan untuk kerajinan daur ulang atau diolah di pabrik. Untuk memudahkan proses pengelolaan, sampah anorganik biasanya ditempatkan di tempat sampah berwarna kuning.

Berikut adalah beberapa jenis dan contoh dari sampah anorganik:

Sampah anorganik jenis ini terdiri dari besi, baja, aluminium, tembaga, dan lain-lain. Contohnya kaleng bekas, besi tua, dan perkakas rumah tangga yang sudah rusak. Sampah logam dan produk olahannya dapat diolah kembali menjadi baja konstruksi, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

Plastik menjadi salah satu jenis sampah anorganik. Jenis sampah anorganik ini terdiri dari polietilen, polipropilen, polistirena, dan lain-lain. Contohnya botol plastik, kresek plastik, dan bungkus makanan plastik. Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi botol plastik baru, tas plastik, dan lain-lain

Jenis sampah anorganik selanjutnya adalah sampah anorganik jenis kertas. Sampah anorganik ini terdiri dari kertas HVS, kertas karton, kardus, dan lain-lain. Contohnya koran bekas, majalah bekas, dan kardus bekas. Sampah kertas dapat diolah kembali menjadi kertas HVS baru, karton, dan lain-lain.

Kaca dan keramik termasuk dalam salah satu jenis sampah anorganik. Jenis sampah anorganik kaca dan keramik terdiri dari kaca botol, kaca gelas, keramik, dan lain-lain. Contohnya botol kaca bekas, pecahan kaca, dan keramik bekas. Sampah kaca dan keramik dapat didaur ulang menjadi botol kaca baru, keramik baru, dan lain-lain.

Jenis sampah anorganik yang terakhir adalah sampah anorganik jenis detergen. Sampah anorganik jenis detergen ini mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Contohnya sabun cuci piring, sabun cuci baju, dan deterjen bubuk. Sampah detergen harus diolah di tempat khusus untuk menghilangkan bahan kimia berbahaya sebelum dibuang ke lingkungan.

KOMPAS.com - Lingkungan tempat kita hidup tidak pernah terlepas dari masalah limbah, sebab setiap harinya aktivitas manusia pasti menghasilkan limbah.

Limbah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi.

Sejalan dengan definisi menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.

Limbah dapat dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti, aktivitas pasar, industri, peternakan, pertanian, serta rumah tangga.

Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.

Berikut penjelasan mengenai limbah organik dan anorganik beserta perbedaanya:

Baca juga: Mengenal Prinsip Pengolahan Limbah dan Indikatornya

Jenis limbah yang mudah diuraikan atau mudah membusuk disebut limbah organik. Limbah organik merupakan limbah yang dapat diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob maupun anaerob.

Pada dasarnya limbah organik adalah jenis limbah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik, maka dari itu limbah jenis ini dapat mudah terurai secara alami dengan bantuan mikroorganisme.

Namun, bukan berarti limbah organik bisa dibiarkan begitu saja. Ia tetap saja limbah yang perlu penananganan agar tidak memberi dampak buruk terhadap lingkungan.

Baca juga: Bahan dan Proses Limbah Organik

Limbah anorganik didefinisikan sebagai segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit terurai serta sulit membusuk secara alami oleh mikroorganisme.

Penguraian limbah anorganik membutuhkan waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun, karena sifatnya yang tidak mudah terurai secara alami. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan serta bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.

Baca juga: Pengertian Limbah Anorganik Lunak

Dilihat dari definisinya saja, kita sudah tahu bahwa limbah organik dan anorganik tentu memiliki perbedaan yang sangat berkebalikan.

Agar lebih dapat dipahami, berikut perbedaan limbah organik dan anorganik yang sudah terangkum dalam tabel di bawah ini:

Baca juga: Kriteria Parameter Limbah

Limbah organik terdiri dari dua jenis, di antaranya:

Baca juga: Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Organik

Limbah anroganik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

Baca juga: Limbah Gas: Pengertian dan Contohnya